Tahukah kamu? Di balik ramainya linimasa media sosial, ada sekelompok orang yang bekerja di balik layar untuk menggiring opini, membangun narasi, bahkan mempengaruhi tren. Yup, mereka adalah buzzer, di Indonesia makin banyak loh, terutama karena gajinya yang ternyata lumayan.

Sebagai digital marketer dengan pengalaman lebih dari 5 tahun, Digiwaise udah banyak berkolaborasi dengan buzzer, influencer, dan opinion leader untuk mengoptimalkan strategi digital loh. Dari sini, kami cukup paham bagaimana peran buzzer bisa jadi “senjata rahasia” dalam dunia pemasaran digital yang kompetitif.

Apa Itu Buzzer?

Buzzer sering kali dikaitkan dengan media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga Twitter (sekarang X). Tapi mereka bukan sekadar pengguna aktif medsos, buzzer punya peran strategis dalam menyampaikan pesan, memengaruhi opini, dan meningkatkan visibilitas sebuah brand atau isu.

Tugas utama seorang buzzer adalah membuat opini yang bisa memengaruhi audiens agar sependapat atau setidaknya mempertimbangkan informasi yang mereka sebarkan. Tapi bukan cuma asal posting, seorang buzzer juga harus punya pemahaman yang kuat tentang topik yang dibahas, serta kemampuan komunikasi yang solid.

Agar efektif, seorang buzzer idealnya memiliki

  • Sifat aktif, inovatif, dan kreatif

  • Jaringan relasi yang luas

  • Kemampuan membuat konten yang engaging

  • Etika digital yang tinggi

Nggak heran, banyak brand maupun tokoh publik menggunakan jasa buzzer sebagai bagian dari strategi komunikasi mereka.

Batasan Etis dan Legal dalam Profesi Buzzer

Meski bisa membawa pengaruh besar, pekerjaan sebagai buzzer tentu nggak lepas dari tanggung jawab. Menurut UGM, ada batasan yang harus dipatuhi, seperti tidak menyebarkan hoax, fitnah, atau konten negatif lainnya.

Mengacu pada Undang-Undang ITE dan referensi dari Hukumonline, buzzer dilarang:

  1. Menyebarkan informasi yang bisa mencemarkan nama baik
  2. Mengunggah konten provokatif atau mengandung ancaman
  3. Mengumbar data pribadi tanpa izin
  4. Menggunakan akun palsu atau melakukan cyberbullying
  5. Singkatnya: jadi buzzer itu boleh, asal bertanggung jawab dan tetap etis.

Gaji Buzzer di Indonesia Bikin Ngiler?

Nah, bagian ini yang paling bikin penasaran, berapa sih sebenarnya gaji buzzer?

Sebuah riset dari LP3ES menyebutkan bahwa struktur dalam dunia buzzer terbagi menjadi tiga, buzzer, koordinator, dan influencer.

Berikut kisaran penghasilannya:

Buzzer biasa (50–100 akun): Rp2 juta – Rp7 juta

Koordinator (200 akun): Rp5 juta – Rp15 juta

Buzzer influencer: Bisa mencapai Rp20 juta

Itu baru dari LP3ES. University of Oxford bahkan menyebutkan bahwa pendapatan buzzer bisa lebih besar lagi tergantung proyek yang mereka tangani. Gaji buzzer di Indonesia berkisar dari Rp1 juta hingga Rp 50 juta tergantung kompleksitas dan durasi proyeknya.

Ada juga laporan dari wawancara detik.com dengan seorang buzzer, yang menyebut bahwa per proyek, penghasilannya bisa mencapai Rp 50 juta – Rp100 juta! Wow, fantastis bukan?

Jadi, Profesi Buzzer Layak Dicoba?

Kalau kamu punya keahlian mengelola isu, paham dinamika sosial media, dan bisa membangun narasi dengan cara yang menarik, buzzer bisa jadi peluang yang menarik banget. Tapi ingat, integritas, strategi, dan etika tetap jadi yang utama.

Kalau kamu atau brand kamu butuh strategi digital marketing yang powerful, termasuk kerja sama dengan buzzer dan influencer, Digiwaise siap bantu dari A sampai Z. Kami punya tim berpengalaman, jaringan luas, dan pendekatan yang terbukti berhasil dalam berbagai industri. Yuk, ngobrol bareng tim kami dan bangun kampanye digital yang tepat sasaran.

Author

Write A Comment